Tuesday 29 June 2021

Cerita Fiksi

Assalamualaykum gengsss
gue ada rencana untuk menuangkan imajinasi yang ada di otak gue ke dalam blog gue, dalam rangka meringankan beban otak karna terlalu banyak yg dipikirkan wkwkwkk
semakin bertambah umur semakin cape cuy banyak pikiran wkwkwk, makanya daripada dipikirin mending gue tuangkan dalam bentuk cerita
jadi rencananya gue akan bikin cerita fiksi di blog ini, dengan sebutan TAKSI (Cerita Fiksi) bagus ngga ya namanya? 
tapiiii tenang, tetep ada curhatan kocak dari gue kokkk. TAKSI ini hanya untuk menuangkan imajinasi gue aja, biar pikiran negatif ga bersarang di otak wkwkwkwkwk
mohon doanya semoga gue ga males ngeblog untuk TAKSI iniiiiii

Monday 28 June 2021

BM yang Kesampean, eps. Choco Boombs

well, rasanya BM kesampean ituuu kayaaaaaaaa ya lu seneng banget lah pasti karena apa yg lu mau dan akhirnya lu dapetin ituuuu, kaya dapet pacar gitu Hahahahaha

udah lama banget dari sebelum puasa gue pengen banget Choco Boombs atau the dome atau apalah sebutannya karena setiap tempat pasti beda beda namanya. intinya yang coklat dalemnya ice cream, trus disiram pake coklat panas biar coklatnya kebuka, enaaak banget, cocok banget lah pokonya kalo dimasukin ke instagram hahahaha. ya ini salah satu penampakan makanan tersebut (ref. google)


iya jadi gue udah pengen banget sama makanan itu sejak sebelum puasa yaitu bulan Juni lah kalo ga salah, dan sekarang bulan September, dari gue masih sama Vio sampe sekarang udah engga sama Vio wkwkwkwkwkwk, kebayang kan lama banget pengennya.tapi gue engga sampe yang kepikiran banget sih, nahan rasa pengen gitu karena kebanyakan restaurant yg sedia itu di daerah Jakarta dan jauh dari rumah gue (ya engga jauh banget kaya waktu ldr jakarta-magelang sih wkwkwkwkwkwk)

akhirnya gue searching searching dan tadaaaaa nemu yang daerah deket rumah gue, wahhhh rasanya harus banget kesana, dan harganya pun murah, engga sama kaya yg di Jakarta. kalo di Jakarta hampir 60an, nah kalo disini cuma 37an. tau lah ya senengnya kaya apa

foto aslinya ada di ig gue @karmilaar
btw ini ada di draft gue dari tgl 6 September 2016 dan baru gue post sekarang wkwkwk sorry gengs

Tugas Kelompok Metodologi Penelitian Kelompok 1

1.        Pengertian Penelitian
Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dengan maksud untuk mendapatkan informasi ilmiah mengenai serentetan peristiwa dan dalam rangka pemecahan suatu permasalahan (Hadi dalam Supardi, 2005). Penelitian adalah proses mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data dengan menggunakan metode-metode ilmiah guna menemukan atau mengembangkan maupun menguji ilmu pengetahuan (Amirin dalam Supardi, 2005). Penelitian adalah sebagai suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan masalah itu yang dilakukan secara hati-hati sekali, sehingga diperoleh pemecahannya (Tyrus dalam Supardi, 2005: 9).
Dengan demikian berdasarkan beberapa definisi di atas, pengertian penelitian dapat dilihat dari beberapa segi yaitu pengertian dari segi proses, pengertian dari segi pendekatan, maupun pengertian dari segi tujuannya. Ditinjau dari segi proses, penelitian adalah berbagai kegiatan yang meliputi mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisa data/peristiwa/informasi, serta interpretasi dan pengambilan kesimpulan.
Ditinjau dari segi pendekatan, penelitian adalah kegiatan dengan mempergunakan pendekatan-pendekatan ilmiah (metode ilmiah), sedangkan ditinjau dari segi tujuan adalah penelitian dilakukan untuk menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan baik untuk kebutuhan secara praktis maupun teoritis.
Penelitian dalam dunia bisnis adalah usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang dihadapi dalam konteks dunia kerja yang membutuhkan sebuah solusi. Penelitian bisnis terdiri atas serangkaian langkah yang direncanakan dan dilakukan, dengan tujuan menemukan jawaban terhadap isu-isu yang menjadi perhatian manajer dalam lingkungan kerja.
Dengan demikian, langkah pertama dalam penelitian adalah mengetahui di mana letak masalah yang muncul dalam organisasi, dan mengenali sejelas dan serinci mungkin masalah yang perlu dipelajari dan dipecahkan. Setelah masalah didefinisikan dengan jelas, maka dapat diambil langkah-langkah untuk mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah dan memecahkannya dengan mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Keseluruhan proses tersebut disebut sebagai penelitian.
Penelitian bisnis dapat didefinisikan sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait.

2.        Penelitian Terapan dan Dasar
Metode penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda yaitu penelitian dasar (basic research), dan penelitian terapan (applied research).
a.         Penelitian Terapan
Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dalam rangka menjawab kebutuhan dan memecahkan permasalahan-permasalahan praktis (Supardi, 2005). Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan maksud menerapkan hasil temuan untuk memecahkan masalah spesifik yang sedang dialami dalam perusahaan (Sekaran, 2006).
Hasil penelitian terapan sangat bermanfaat untuk menyelesaikan atau mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang dihadapi manusia dan masyarakat. Penelitian terapan mempunyai kegunaan praktis menjawab masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Dalam dunia bisnis, penelitian terapan berfungsi untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh manajer dalam konteks pekerjaan yang menuntut solusi tepat waktu. Manfaat dari penelitian terapan dapat segera dirasakan oleh berbagai kalangan. Penelitian terapan dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga hasil penelitian harus segera dapat diaplikasikan.
Contoh tentang penelitian terapan adalah bentuk penelitian pemasaran. Karena penelitian terapan ini digunakan untuk segera mengatasi masalah yang ada, konsep-konsep yang digunakan juga cenderung konsep-konsep yang operasional, bukan konsep yang abstrak. Dikatakan bahwa penelitian terapan cenderung tidak menggunakan teori dalam penyusunan rancangan penelitiannya.
b.        Penelitian Dasar
Penelitian dasar (basic research) adalah penelitian dalam rangka menemukan suatu generalisasi dan ilmu pengetahuan atau teori-teori baru (Supardi, 2005). Penelitian dasar terdiri dari halnya pemilihan sebuah masalah khas dari sumber mana saja, dan secara hati-hati memecahkan masalah tersebut tanpa memikirkan kehendak sosial atau ekonomi ataupun masyarakat (Charters dalam Supardi, 2005: 26). Penelitian dasar adalah penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap terjadi dalam konteks organisasi dan mencari metode untuk memecahkannya (Sekaran, 2006).
Dalam dunia bisnis, penelitian dasar berfungsi untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha memahami bagaimana masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat diselesaikan. Penelitian dasar dilakukan semata-mata untuk merumuskan dan menemukan konklusi-konklusi keilmuan dan teori, bukan untuk menjawab permasalahan praktis. Hasil penelitian merupakan karya untuk menambah khasanah keilmuan dan teori. Penelitian dasar memiliki bobot kajian dan analisis yang mendalam dan mendasar, sehingga benar-benar menghasilkan teori dan dalil-dalil baru.
Penelitian dasar merupakan penelitian yang manfaatnya dirasakan untuk waktu yang lama. Karena penelitian murni dilakukan untuk kebutuhan peneliti sendiri. Penelitian murni juga mencakup penelitian yang dilakukan dalam kerangka akademis. Contoh penelitian dasar yaitu penelitian untuk skripsi, tesis, atau disertasi. Penelitian dasar memiliki karakteristik yaitu penggunaan konsep-konsep yang abstrak. Penelitian dasar dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
Sulit untuk membedakan antara penelitian murni/dasar (basic research) dengan penelitian terapan (applied research), karena keduanya terletak pada satu garis kontinum. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Penelitian terapan bertujuan untuk menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu, setelah ilmu tersebut digunakan untuk memecahkan masalah maka penelitian tersebut akan menjadi penelitian terapan (Gay dalam Sugiyono, 2014: 4).
Penelitian dasar adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis (Suriasumantri dalam Sugiyono, 2014).
Penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D) merupakan “jembatan” antara penelitian dasar dengan penelitian terapan, di mana penelitian dasar bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru tentang gejala dasar. Sementara penelitian terapan bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan. Penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D) bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan memvalidasi suatu produk.
















Text Box: Penemuan, pengembangan dan pengujian produk


Text Box: Penemuan Ilmu Baru




Text Box: Menerapkan ilmu/produk


 






Sumber: Sugiyono, 2014: 6
Gambar 1.1 Penelitian dan pengembangan merupakan “jembatan” antara basic research dengan applied research

3.        Manajer dan Penelitian
Lingkungan dunia bisnis, sebagai lembaga yang menuntut kerja dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi, tentu sangat berkepentingan dengan pengembangan aktivitas penelitian.
Pada masa sekarang ini, perusahaan menghadapi persaingan usaha yang sangat ketat. Untuk dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar, perusahaan dituntut selalu mengembangkan hasil produknya secara seksama baik mengenai kualitas maupun metode kerja untuk dapat menekan biaya, sehingga kualitas ditingkatkan dengan cara kerja yang baik, biaya ditekan dan harga akan murah. Ini semua memerlukan kegiatan penelitian.
Manajer berkeinginan memperbaiki maupun menemukan metode atau cara-cara kerja baru, maka manajer harus mampu menyelenggarakan penelitian. Manajer dengan pengetahuan penelitian mempunyai kelebihan dibanding manajer yang tidak memilikinya. Meskipun manajer tidak melakukan penelitian apapun sendiri, namun seorang manajer perlu memahami, memperkirakan dan mengendalikan peristiwa yang dapat merugikan organisasi. Penguasaan terhadap metode penelitian dapat membuat manajer mampu untuk memahami, memperkirakan, dan mengendalikan lingkungan mereka.
Menurut Sekaran (2006: 15) memahami penelitian dan metode penelitian membantu manajer profesional untuk:
1.           Mengenali dan secara efektif memecahkan masalah kecil dalam konteks pekerjaan.
2.           Mengetahui bagaimana membedakan penelitian yang baik dan yang buruk.
3.           Menghargai dan terus menerus menyadari berbagai pengaruh dan efek dari faktor-faktor terkait dalam suatu situasi.
4.           Memperhitungkan risiko dalam pengambilan keputusan, mengetahui sepenuhnya probabilitas yang terkait dengan kemungkinan keluaran (outcome) yang berbeda.
5.           Mencegah kepentingan pribadi yang mungkin memengaruhi situasi.
6.           Berhubungan dengan peneliti dan konsultan yang disewa secara lebih efektif.
7.           Menggabungkan pengalaman dengan pengetahuan ilmiah ketika mengambil keputusan.
Dengan memahami dasar-dasar proses penelitian dan menguasai teknologi modern, para manajer dapat menghadapi persaingan pasar global dengan segala faktornya yang kompleks dan membingungkan dengan keyakinan yang lebih besar.
Pengetahuan penelitian tidak saja menolong seseorang melihat informasi yang tersedia dengan cara canggih dan kreatif dalam lingkungan global yang bergerak cepat yang dihadapi bisnis, tetapi pengetahuan tersebut juga membantu dalam hal-hal lain. Misalnya, manajer dapat berinteraksi secara lebih efektif dengan konsultan penelitian yang bekerja untuk manajer, manajer dapat membedakan antara studi baik dan buruk yang dipublikasikan dalam jurnal-jurnal profesional, dan bila diinginkan, manajer sendiri dapat melakukan penelitian untuk memecahkan masalah. Selain itu, pengetahuan dalam bidang bisnis sedang meledak dan terdapat simpang siur informasi yang berlimpah ruah melalui internet, yang harus disaring dahulu untuk menentukan reliabilitasnya. Mengenali isu yang penting, mengumpulkan informasi relevan, menganalisis data dengan cara yang dapat membantu pengambilan keputusan, dan melaksanakan rangkaian tindakan yang tepat, kesemuanya dimungkinkan dengan memahami penelitian bisnis. Bagaimanapun, pengambilan keputusan hanya sebuah proses memilih diantara alternatif solusi untuk memecahkan masalah dan penelitian berperan dalam menghasilkan alternatif yang dapat diterapkan untuk pengambilan keputusan yang efektif.
Manajer seringkali perlu menyewa konsultan untuk meneliti beberapa masalah yang lebih rumit dan memakan waktu. Perlu ditekankan bahwa motif utama manajer dalam menyewa konsultan haruslah untuk pemecahan masalah dan bukan untuk memuaskan minat pribadi atau mendahulukan proyek atau ide unggulan seseorang.
a.         Syarat-Syarat Ideal Seorang Peneliti
Amirin (dalam Supardi, 2005: 15) menyebutkan terdapat 5 (lima) syarat minimal yang perlu dimiliki oleh seorang peneliti atau calon peneliti yaitu peneliti harus kompeten, peneliti harus objektif, peneliti harus faktual, peneliti harus terbuka, dan peneliti harus mempunyai human relation. (Hadi dalam Supardi, 1986) menyebutkan bahwa untuk mencari kebenaran secara modern dikembangkan dengan berfikir reflektif (reflective thinking) yang merupakan perpaduan pola pikir dedukatif dan induktif yang harmonis. (Wasito dalam Supardi, 1992) menyebutkan bahwa keberhasilan kegiatan penelitian yang dilakukan tergantung pada sikap dan cara berpikir peneliti. Untuk menjadi seorang peneliti yang baik diperlukan tiga cara berpikir yaitu skeptis, analitis, dan kritis, sedang syarat yang lain adalah kompeten, obyektif, jujur, faktual, dan terbuka.
Dari berbagai literatur juga ditemukan bahwa dalam kegiatan penelitian dikembangkan pola pikir yang kritis, skeptis, analitis, logis. Dan dengan uraian tersebut kiranya dapat dirumuskan syarat-syarat minimal bagi seorang peneliti antara lain :
1.        Peneliti Mempunyai Kompetensi
Artinya bahwa seorang peneliti harus mempunyai bidang keilmuan yang dibina dan dikembangkan, disamping memiliki dan menguasai metodologi penelitian serta mempunyai kemauan/kesanggupan melakukan penelitian.
2.        Peneliti Harus Bersikap Objektif (Sifat Jujur)
Objektif diartikan peneliti dapat menyajikan hasil penelitian yang didasarkan fakta seperti apa adanya dan tidak mencampuradukkan antara kenyataan dan pendapat diri sendiri.


3.        Peneliti Harus Faktual
Dalam merumuskan dan mengemukakan kesimpulan penelitian, hendaknya didukung data/fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti harus mampu mencari dan mengumpulkan fakta sebanyak-banyaknya, sehingga mampu mengemukakan hasil penelitian secara “meyakinkan”.
4.        Peneliti Bersikap Terbuka
Yang dimaksudkan dengan sikap terbuka ini adalah bahwa hasil penelitian yang dilakukan harus siap dan bersedia untuk diuji orang lain, baik melalui kegiatan seminar/diskusi maupun kegiatan penelitian ulang oleh peneliti lainnya.
5.        Peneliti Memiliki Human Relation
Kegiatan penelitian terutama penelitian sosial, peneliti akan banyak melakukan interaksi antar manusia. Peneliti akan berhubungan dengan manusia lain baik sebagai nara sumber atau responden maupun manusia sebagai sponsor.
6.        Peneliti Memiliki Pola Pikir Reflektif
Artinya agar peneliti di dalam merumuskan penelitian dan hasil-hasilnya dikembangkan pola berpikir reflektif yang merupakan pengkombinasian yang harmonis dan jitu antara pola pikir induktif dan pola berpikir deduktif.
7.        Peneliti Bersikap Kritis, Skeptis, Analitis dan Logis
Sikap kritis yaitu kemampuan seseorang untuk selalu ingin bertanya dan kehendak memperoleh kejelasan serta menimbang secara objektif. Sikap skeptis yaitu sikap ragu-ragu atau menyangsikan suatu hasil penelitian, penemuan-penemuan dan bahkan ilmu pengetahuan atau teori yang berlaku universal. Dengan kata lain tidak mengakui suatu kebenaran kecuali setelah melalui pembuktian atau dasar-dasar (premis-premis yang cukup dan sah). Sikap analitis yaitu sikap yang mampu mengkaji masalah-masalah yang relevan maupun masalah yang utama. Peneliti harus mampu melihat dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara sistematis. Bersifat logis yaitu memiliki kemampuan berpikir secara runtut melalui alur atau urutan-urutan yang diyakini dan diterima secara universal.
b.        Hubungan Manajer Dengan Peneliti
Beberapa masalah dalam perusahaan, menuntut kehadiran peneliti atau konsultan luar untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Sejumlah profesor yang berminta mempublikasikan hasil penelitian dasar juga mendekati pihak organisasi dan diberi fasilitas untuk melakukan penelitian. Bila penelitian dilakukan secara ilmiah, maka hasil studi akan bermanfaat bagi manajer yang akan memperoleh informasi berharga tanpa membayar. Dengan menyediakan variabel-variabel relevan untuk melengkapi hal yang menjadi perhatian peneliti yang melakukan penelitian dasar, dan dengan memberikan mereka wawasan yang berguna, manajer akan memperoleh manfaat besar. Bila manajer memahami tentang penelitian, maka interaksi antara manajer dan peneliti pun menjadi lebih berarti, bertujuan, dan bermanfaat baik bagi organisasi maupun peneliti.
Manajer tidak saja harus berinteraksi secara efektif dengan tim peneliti, tapi juga menguraikan secara eksplisit peran peneliti dan pihak manajemen. Manajer harus memberitahu peneliti jenis informasi apa yang dapat disediakan untuk mereka, dan yang lebih penting, dokumen apa yang tidak akan diberikan kepada mereka.
Memperjelas fakta-fakta tersebut sejak semula bisa mengurangi banyak frustasi dari kedua belah pihak. Manajer yang sangat memahami penelitian dapat dengan lebih mudah memperkirakan informasi yang peneliti mungkin butuhkan, dan jika dokumen tertentu mengandung informasi yang bersifat rahasia, mereka dapat memberitahukan hal ini kepada tim peneliti pada permulaannya.
Bila peneliti mengetahui batasan sejak semula, peneliti mungkin bisa mengidentifikasi cara-cara alternatif untuk meneliti masalah dan mendesain penelitian dalam cara sedemikian untuk menggali jawaban yang diperlukan.
Menurut Sekaran (2006: 18) manajer harus memastikan sebelum menyewa peneliti atau konsultan bahwa :
1.        Peran dan harapan kedua belah pihak dinyatakan secara eksplisit.
2.        Filosofi dan sistem nilai organisasi yang relevan disampaikan secara jelas, dan keterbatasan, jika ada, dikomunikasikan.
3.        Hubungan baik dibangun dengan peneliti, dan antara peneliti dan karyawan dalam organisasi, memungkinkan kerjasama penuh dikemudian hari.



4.        Konsultan/Peneliti Internal Versus Eksternal
a.         Konsultan/Peneliti Internal
Sejumlah organisasi mempunyai departemen konsultan atau penelitian sendiri, yang mungkin dinamakan Departemen Layanan Manajemen, Departemen Organisasi dan Metode, R & D (Research and Development Department), atau lainnya. Manajer sering harus memutuskan apakah menggunakan peneliti internal atau eksternal.
Menurut Sekaran (2006: 19) keuntungan dan kerugian tim internal yaitu:
Keuntungan Konsultan/Peneliti Internal
1.        Tim internal akan lebih mungkin diterima oleh karyawan dalam sub unit organisasi dimana penelitian perlu dilakukan.
2.        Tim akan memerlukan lebih sedikit waktu untuk memahami struktur, filosofi dan suasana, serta fungsi dan sistem kerja organisasi.
3.        Mereka akan dapat melaksanakan rekomendasi setelah temuan penelitian diterima. Hal ini sangat penting karena setiap “gangguan” dalam implementasi rekomendasi dapat disingkirkan dengan bantuan mereka. Mereka juga dapat mengevaluasi efektivitas perubahan, dan mempertimbangkan perubahan lebih lanjut, jika, dan ketika diperlukan.
4.        Tim internal mungkin menelan jauh lebih sedikit biaya dibanding tim eksternal untuk departemen yang memerlukan bantuan dalam pemecahan masalah, sebab mereka hanya membutuhkan sedikit waktu untuk memahami sistem karena keterlibatan mereka yang terus-menerus dengan berbagai unit dalam organisasi. Untuk masalah yang tidak terlalu rumit, tim internal adalah ideal.
Kerugian Konsultan/Peneliti Internal
1.        Dalam konteks masa kerja mereka yang panjang sebagai konsultan internal, tim internal sangat mungkin jatuh kedalam cara pandang stereotip dalam melihat organisasi dan masalahnya. Hal tersebut akan menghalangi ide dan perspektif segera yang mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah. Hal tersebut jelas sekali akan menjadi rintangan bagi situasi ketika isu-isu berat dan masalah kompleks harus diinvestigasi.
2.        Ada keleluasaan bagi koalisi kekuasaan tertentu dalam organisasi untuk mempengaruhi tim internal menyembunyikan, menyimpangkan, atau mengubah fakta tertentu. Dengan kata lain, kepentingan pribadi tertentu dapat mendominasi, terutama untuk mendapatkan porsi yang cukup besar dari sedikit sumber daya yang tersedia.
3.        Terdapat kemungkinan bahwa, bahkan tim peneliti internal yang paling berkualifikasi tinggi tidak dianggap sebagai “pakar” oleh staf dan manajemen, dan oleh karena itu rekomendasi mereka tidak memperoleh cukup pertimbangan dan perhatian yang layak.
4.        Bias organisasi tertentu terhadap tim penelitian internal dalam beberapa hal dapat membuat temuan menjadi kurang objektif dan sebagai konsekuensinya kurang ilmiah.
b.        Konsultan/Peneliti Eksternal
Menurut Sekaran (2006: 20) keuntungan dan kerugian tim eksternal yaitu:
Keuntungan konsultan eksternal :
1.        Tim eksternal dapat menerapkan kekayaan pengalaman yang diperoleh dari bekerja dengan berbagai tipe organisasi yang mempunyai jenis masalah yang sama atau mirip. Mereka akan mampu mempertimbangkan beberapa cara alternatif untuk melihat masalah karena pengalaman pemecahan masalah yang luas dalam berbagai konteks organisasi lain.
2.        Tim eksternal, terutama dari perusahaan penelitian dan konsultan terkemuka, mungkin mempunyai lebih banyak pengetahuan mengenai model-model pemecahan masalah yang terkinidan tercanggih yang diperoleh melalui program pelatihan periodik mereka, yang mungkin tidak dimiliki oleh tim dalam organisasi.
Kerugian konsultan eksternal :
1.        Biaya sewa tim penelitian eksternal biasanya mahal dan cenderung dihindari, kecuali jika masalah sangat kritis.
2.        Selain waktu banyak yang tim eksternal perlukan untuk memahami organisasi yang akan diteliti, mereka jarang memperoleh sambutan hangat, pun tidak dengan serta merta diterima oleh karyawan.
3.        Tim eksternal juga membebankan biaya tambahan untuk bantuan mereka dalam fase implementasi dan evaluasi.

5.        Etika Penelitian
Etika dalam penelitian bisnis mengacu pada kode etik atau norma perilaku sosial yang diharapkan ketika melakukan penelitian.Ketaatan terhadap etika dimulai dengan orang yang mengadakan penelitian, yang harus melakukannya dengan sunguh-sungguh, memperhatikan indikasi hasil penelitian, melepaskan ego, dan mengejar kepentingan organisasi alih-alih diri sendiri. Kode etik juga harus dicerminkan dalam perilaku peneliti yang melakukan investigasi, partisipan yang memberikan data, analisis yang memberikan hasil, dan seluruh tim penelitian yang menyajikan interpretasi hasil dan menyarankan solusi alternatif.
Sering kali muncul pertentangan antara etika penelitian dan etika lain seperti etika moral, etika agama, etika keluarga dan sebagainya. Dalam kenyataannya sering kali seorang peneliti kesulitan untuk menerapkan etika penelitian karena beberapa hal etika penelitian berbenturan dengan etika lain. Permasalahan yang sering kali muncul adalah adanya etika penelitian yang berlainan antara institusi yang satu dengan institusi yang lain. Tetapi secara garis besar ada etika yang memang tampil di mana-mana yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Menurut Prasetyo dan Jannah (2010: 15) beberapa aspek yang ada dalam etika penelitian, yaitu :
1.      Scientific misconduct
Dalam etika ini, peneliti tidak boleh melakukan penipuan dalam melakukan sebuah penelitian. Seorang peneliti harus melakukan tahap demi tahap dari sebuah proses penelitian.Pada bagian ini juga termasuk research fraud yaitu pemalsuan data hasil penelitian. Kondisi lain yang juga terkait adalah plagiarism yaitu mencontek hasil penelitian orang lain. Plagiarism bisa berbentuk hasil laporan yang diganti nama penelitinya namun juga termasuk hasil penelitian yang diubah redaksi kalimatnya dan dilaporkan sebagai hasil penelitian yang sudah dikerjakan.
2.      Terkait dengan subjek penelitian
Etika penelitian juga mengatur mengenai perlindungan terhadap partisipan dan pertanggungjawaban peneliti terhadap subjek penelitian dalam bentuk informed consent. Informed consent adalah kesediaan yang disadari oleh subjek penelitian untuk diteliti. Artinya bahwa subjek penelitian tahu dengan benar apa yang akan terjadi jika ia bersedia di teliti. Perlindungan terhadap partisipan bisa mencakup beberapa hal, namun intinya adalah jangan sampai tindakan yang dilakukan peneliti merugikan bagi subjek penelitian atau partisipan, misalnya dalam bentuk material, fisik, psikologis, segi sosial.
3.      Dalam upaya mencapai informed consent, etika penelitian mengatur tentang adanya anonimitas dan kerahasiaan. Kerahasiaan mengacu pada kondisi di mana peneliti sebenarnya mengetahui identitas responden, namun karena sudah ada kesepakatan sebelumnya, identitas responden dirahasiakan. Sedangkan anonimitas mengacu pada kondisi di mana memang tidak ada data tentang identitas diri subjek penelitian/responden.
Etika penelitian juga mengatur agar dalam melakukan penelitian tidak ada inferred identity, yaitu data yang mengarah secara tidak langsung pada identitas subjek penelitian. Kondisi ini berdasarkan etika penelitian sebaiknya tidak dilakukan.
4.      Etika penelitian juga mengatur hubungan antara peneliti dengan sponsor.
Dalam etika penelitian diatur bahwa peneliti harus bebas dari kepentingan subjektif sponsor penelitian. Etika juga mengatur hubungan antara peneliti dengan masyarakat luas atau juga pemerintah. Sering kali penelitian bertentangan dengan kebijakan pemerintah. Dalam hal ini peneliti harus selalu berpijak pada kebenaran yang didapatkan dari hasil penelitian.Peneliti harus berani mengungkapkan kebenaran, yang tentunya didukung dengan pertanggungjawaban secara ilmiah.


DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo dan Jannah.2010. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supardi.2005. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII Press.