Monday 8 September 2014

Jurnal Penutup Perusahaan Dagang (closing journal)



                                                                                             Jurnal Penutup

Jurnal penutup adalah jurnal untuk memindahkan saldo perkiraan sementara ke perkiraan tetap pada akhir periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk mengenolkan semua saldo perkiraan sementara, selanjutnya dipindahkan ke perkiraan modal. Sumber data untuk penyusunan jurnal penutup berasal dari kertas kerja pada kolom laba rugi dan kolom neraca akun prive.
Dalam pembuatan jurnal penutup, akun-akun yang ditutup yaitu :
a.       Menutup akun pendapatan
Penjualan                                                                    Rp xxx
Retur Pembelian                                                         Rp xxx
Potongan Pembelian                                                  Rp xxx
Pendapatan Bunga                                                     Rp xxx
           Ikhtisar Laba Rugi/Harga Pokok Penjualan                            Rp xxx
b.      Menutup akun beban
Retur Penjualan                                                          Rp xxx
Potongan Penjualan                                                   Rp xxx
Pembelian                                                                   Rp xxx
Beban Angkut Pembelian                                          Rp xxx
Beban …….                                                               Rp xxx
           Ikhtisar Laba Rugi/Harga Pokok Penjualan                            Rp xxx
c.       Menutup akun prive
Modal                                                                         Rp xxx
           Prive                                                                                        Rp xxx
d.      Menutup akun laba/rugi
-            Apabila laba
Ikhtisar Laba Rugi/Harga Pokok Penjualan               Rp xxx
           Modal                                                                                      Rp xxx
-            Apabila rugi
Modal                                                                       Rp xxx
                       Ikhtisar Laba Rugi/Harga Pokok Penjualan                            Rp xxx

Ayat Jurnal Penyesuaian AJP Perusahaan Dagang (Adjustment Journal)



                                                                                        Jurnal Penyesuaian (Adjustment Journal)

Jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk mengadakan penyesuaian catatan-catatan dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah agar setiap perkiraan riil dan perkiraan nominal dapat menunjukkan besarnya harta, utang, modal, pendapatan, dan beban yang sebenarnya dan seharusnya diakui pada akhir periode.

Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode. Tidak semua akun-akun yang ada di neraca saldo dibuatkan jurnal penyesuaian, akun-akun yang perlu dibuatkan jurnal penyesuaian adalah :

No
Macam Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian
1
Pemakaian perlengkapan
Beban Perlengkapan
Perlengkapan
2
Piutang pendapatan/pendapatan yang masih harus diterima
Piutang……
Pendapatan……
3
Hutang beban/beban yang masih harus dibayar
Beban……
Hutang……
4
Hutang pendapatan/pendapatan diterima dimuka
a.    Dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka (hutang/neraca)

b.   Dicatat sebagai pendapatan….. (laba rugi)



……diterima dimuka
Pendapatan……


Pendapatan……
……diterima dimuka
5
Beban dibayar dimuka
a.    Dicatat sebagai hutang/pendekatan Neraca

b.   Dicatat sebagai beban/pendekatan laba rugi

Beban……
……dibayar dimuka


……dibayar dimuka
Beban……
6
Kerugian piutang/piutang yang tak tertagih
Beban Kerugian Piutang
Cadangan Kerugian Piutang
7
Penyusutan aktiva tetap
Beban Penyusutan……
Akumulasi Penyusutan……
8
Persediaan barang dagangan
a.    Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi



b.   Pendekatan Harga Pokok Penjualan

Ikhtisar L/R
Persediaan Barang Dagang (awal)
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Ikhtisar L/R

Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Dagang (awal)
Pembelian
Beban Angkut Pembelian
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Retur Pembelian
Potongan Pembelian
Harga Pokok Penjualan

Contoh jurnal penyesuaian :

1.         Pemakaian Perlengkapan
Dalam pembuatan jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan, yang perlu diingat adalah dalam mengisi nominal dari jurnal tersebut adalah nominal perlengkapan yang sudah digunakan.
Contoh :
Pada tanggal 1 Juni 2013, saldo akun perlengkapan berjumlah Rp. 3.500.000,-. Pada akhir periode perlengkapan yang tersisa berjumlah Rp. 500.00,-
Perhitungan :
Perlengkapan yang digunakan = Rp 3.500.000,- - Rp 500.000,-
                                                  = Rp 3.000.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban Perlengkapan                                                Rp 3.000.000,-
         Perlengkapan                                                               Rp 3.000.000,-


2.         Pendapatan Yang Masih Harus Diterima/Piutang Pendapatan
Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang sudah dapat direalisasi dalam suatu periode, tetapi belum diakui sebagai penghasilan.
Contoh :
Pekerjaan jasa yang telah selesai dikerjakan pada bulan Juni 2013 tetapi belum diserahkan kepada pemesan seharga Rp 5.200.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Piutang Pendapatan                                     Rp 5.200.000,-
         Pendapatan                                                                 Rp 5.200.000,-

3.         Beban Yang Masih Harus Dibayar/Hutang Beban
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang masih harus dikeluarkan oleh perusahaan pada akhir periode.
Contoh :
Perusahaan mempekerjakan 5 pekerja dengan upah @Rp. 50.000,- per hari. Upah dibayarkan setiap hari Sabtu untuk masa enam hari kerja. Pembayaran upah terakhir dilakukan pada hari Sabtu tanggal 29 Desember 2013. Beban upah yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2013 adalah satu hari, yaitu Senin, 31 Desember 2013.
Perhitungan :
5 (pekerja) x 1 (hari) x Rp 50.000,- = Rp 250.000,-
Jurnal penyesuaian :
Beban Gaji                                                   Rp 250.000,-
         Hutang Gaji                                                                Rp 250.000,-

4.         Pendapatan Diterima Dimuka/Hutang Pendapatan
Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang diterima lebih dahulu atas pembayaran transaksi yang belum dilakukan kepada pelanggan.
a.       Dicatat sebagai akun pendapatan diterima dimuka (hutang/neraca)
Apabila perusahaan menggunakan pendekatan neraca, maka perusahaan akan mencatat uang yang diterima sebagai pendapatan diterima di muka (utang) dan akan diakui sebagai pendapatan bila perusahaan telah melakukan pekerjaan yang diminta oleh pelanggan.
Contoh :
Pada tanggal 1 Mei 2013, diterima pembayaran sewa gedung sebesar Rp. 3.600.000,- untuk masa satu tahun.
Perhitungan :
1 mei s/d 31 des = 8 bulan
8/12 x Rp 3.600.000,- = Rp 2.400.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Sewa Diterima Dimuka                         Rp 2.400.000,-
          Pendapatan Sewa                                                 Rp 2.400.000,-

b.      Dicatat sebagai akun pendapatan…..
Perhitungan :
Karena dicatat sebagai akun pendapatan sewa, maka perusahaan hanya boleh mengakui pendapatan sebesar Rp 2.400.000,- yaitu dari 1 mei sampai dengan 31 desember, maka untuk mengisi saldo di jurnal penyesuaian perhitungannya :
Rp 3.600.000,-- Rp 2.400.000,- = Rp 1.200.000,-
Jurnal penyesuaian :
Pendapatan Sewa                                   Rp 1.200.000,
          Sewa Diterima Dimuka                                        Rp 1.200.000,-

5.         Beban Dibayar Dimuka
Beban dibayar dimuka adalah beban yang sudah dibayar tetapi belum dibebankan sebagai beban pada periode itu. Beban dibayar di muka ini sering timbul apabila perusahaan membayar biaya-biaya untuk beberapa periode sekaligus, sehingga dari jumlah pengeluaran tadi sebagian akan menjadi beban periode itu dan sebagian lagi akan dibebankan pada periode mendatang.
a.       Dicatat sebagai harta
Artinya pada neraca saldo awal periode, akun yang ada di neraca saldo adalah akun harta, bukan akun beban.
Contoh :
Pada tanggal 1 September 2013, dibayar sewa gedung sebesar Rp. 4.800.000,- untuk masa satu tahun.
Perhitungan :
Karena dicatat sebagai harta, maka akun yang ingin disesuaikan adalah harta. Beban yang diakui pada periode tersebut hanya 4 bulan
1 sep s/d 31 des = 4 bulan
4/12 x  Rp 4.800.000,- = Rp 1.600.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban Sewa                                            Rp 1.600.000,-
           Sewa Dibayar Dimuka                                         Rp 1.600.000,-

b.      Dicatat sebagai beban
Perhitungan :
8/12 x Rp 4.800.000,-= Rp 3.200.000,-
Jurnal penyesuaian :
Sewa Dibayar Dimuka                            Rp 3.200.000,-
           Beban Sewa                                                         Rp 3.200.000,-

6.         Kerugian Piutang/Piutang Yang Tidak Tertagih
Piutang merupakan kewajiban pihak luar perusahaan kepada perusahaan. Piutang dagang timbul dari penjualan kredit barang dan jasa. Pada umumnya tidak semua piutang akan dapat ditagih, sehingga kerugian yang timbul akan dicatat sebagai kerugian piutang.
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2013 PD MAJU memiliki piutang sebesar Rp 7.000.000,00. Perusahaan menetapkan besar kerugian piutang adalah 10% dari total piutang.
Perhitungan :
Kerugian piutang = 10% x Rp 7.000.000,-= Rp 700.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban Kerugian Piutang                               Rp 700.000,-
          Cadangan Kerugian Piutang                                       Rp 700.000,-

7.      Penyusutan Aktiva Tetap
Yang dimaksud dengan penyusutan aktiva tetap adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap yang dibebankan pada suatu periode tertentu. Pembebanan bebanpenyusutan ini biasanya dilakukan pada akhir periode. Beban penyusutan yang dibebankan dihitung dengan cara taksiran, karena jumlahnya tergantung pada tiga faktor yaitu harga perolehan, taksiran umur ekonomis, dan taksiran nilai residu.
Contoh :
Sebuah perusahaan membeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 360.000.000,- . Diperkirakan nilai residu dari mesin tersebut setelah 12 tahun dipakai adalah sebesar Rp 60.000.000,-
Perhitungan :
Rp 360.000.000,-- Rp 60.000.000,-= Rp 25.000.000,- per tahun
12 tahun
Jurnal penyesuaian :
Beban Penyusutan Mesin                     Rp 25.000.000,-
               Akumulasi Penyusutan Mesin                         Rp 25.000.000,-

8.      Persediaan Barang Dagangan
Persediaan barang dagangan harus dilakukan penyesuaian karena pada akhir periode akuntansi jumlah persediaan awal barang dagangan disesuaikan menjadi persediaan akhir barang dagangan.
a.       Metode ikhtisar laba rugi
Ketika perusahaan memutuskan untuk menggunakan metode ikhtisar laba rugi, maka ada 2 langkah yang dilakukan yaitu :
1.      Memindahkan jumlah persediaan awal barang dagangan kea kun ikhtisar laba rugi. Akibatnya, terjadi perubahan status akun persediaan barang dagangan yang tergolong dalam akun riil menjadi akun nominal, hal ini karena persediaan awal merupakan bagian dari harga pokok barang yang telah terjual.
2.      Mendebet jumlah akun persediaan akhir barang dagangan dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi untuk melihat pengurangan nilai barang dagangan yang tersedia untuk dijual.
Contoh :
Dalam neraca saldo PD NUSA 30 Desember 2013, akun persediaan barang dagang seharga Rp 145.000.000,-
Data penyesuaian, harga persediaan barang dagang akhir adalah Rp 122.500.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Ikhtisar Laba Rugi                                  Rp 145.000.000,-
        Persediaan Barang Dagang (Awal)                    Rp 145.000.000,-
Persediaan Barang Dagang (Akhir)         Rp 122.500.000,-
        Ikhtisar Laba Rugi                                              Rp 122.500.000,-

b.      Metode Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah dasar perhitungan keuntungan atau laba yang ditetapkan perusahaan, atau harga perolehan barang yang terjual.
Contoh :
Dalam neraca saldo PD NUSA diketahui data sebagai berikut :
Persediaan barang dagang          Rp.6.500.000,-
Pembelian                                   Rp. 35.000.000,-
Retur pembelian                          Rp.      650.000,-
Beban angkut pembelian            Rp.      250.000,-
Potongan pembelian                   Rp.200.000,-
Data penyesuaian menunjukkan persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 10.000.000,-.
Jurnal Penyesuaian :
Harga Pokok Penjualan                          Rp 41.750.000,-
      Pembelian                                                              Rp 35.000.000,-
      Beban Angkut Pembelian                                     Rp      250.000,- 
      Persediaan Barang Dagang (Awal)                       Rp    6.500.000,-
Retur Pembelian                                      Rp     650.000,-
Potongan Pembelian                                Rp     200.000,-
Persediaan Barang Dagang (Akhir)         Rp 10.000.000,-
                          Harga Pokok Penjualan                                          Rp 10.850.000,-